ALLOH AL-GHONIY (YANG MAHA KAYA)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
“Hai manusia, kalianlah yang sangat butuh (fakir) kepada Alloh; dan Alloh Dialah yang Maha Kaya (tidak membutuhkan sesuatu) lagi Maha Terpuji”. (QS. Fathir [35]: 15)
Salah satu nama Alloh SWT adalah al-Ghoniy (Yang Maha Kaya). Nama-Nya ini telah diulang dalam al-Qur’an sebanyak 18 kali.
Alloh SWT Maha Kaya dengan kekayaan yang sempurna dari segala sisinya. Tidak ada kekurangan sedikitpun pada kekayaan-Nya. Alloh SWT Dia-lah yang telah menciptakan seluruh makhluk, dan Dia-lah pula yang memiliki mereka.
Alloh Ta’ala berfirman:
لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَإِنَّ اللَّهَ لَهُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
“Milik Alloh-lah segala yang ada di langit dan segala yang ada di bumi. Sesungguhnya Alloh benar-benar Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (QS. al-Hajj [22]: 64)
لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ الثَّرَىٰ
“Milik Alloh-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah”. (QS. Thoha [20]: 6)
وَلَهُ مَا سَكَنَ فِي اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Milik Alloh-lah segala yang ada pada malam dan siang. Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al-An’am [6]: 13)
Sebagaimana Alloh SWT selalu Maha Pencipta, Maha Pemberi Rezeki, Maha Penyayang, Alloh SWT juga selalu Maha Kaya dari seluruh makhluk-Nya. Bahkan sebaliknya, seluruh makhluk sangat butuh kepada-Nya, butuh dalam segala sisi dan keadaan mereka. Mereka sangat fakir dengan kefakiran yang mutlak.
Kalau mereka tidak Alloh SWT ciptakan, tentulah mereka tidak akan pernah ada. Mereka ada karena Alloh SWT telah menciptakan mereka. Jika tidak karena rezeki yang Alloh SWT berikan, niscaya mereka-pun tidak dapat melangsungkan kehidupan. Bahkan gerak sekecil apapun yang mereka lakukan, dapat terjadi karena kemampuan yang Alloh SWT berikan.
Khususnya manusia, sebagai makhluk yang paling sempurna, mereka mendapatkan berjuta kenikmatan dari Alloh SWT. Kenikmatan yang tak terhingga jumlahnya. Demikian pula halnya seorang mukmin, ia sangat butuh kepada Alloh SWT. Ia membutuhkan petunjuk dan bimbingan Alloh SWT untuk mengetahui kebenaran dan juga membutuhkan taufik-Nya berupa kemampuan untuk mengamalkan ilmu yang diberikan-Nya itu.
Maha Suci Alloh SWT Dari Sifat Membutuhkan
Alloh SWT tidak butuh sedikitpun pada makhluk-Nya. Seluruh yang ada di langit dan di bumi adalah hamba-Nya, berada di bawah kekuasaan-Nya, dan diatur dengan kehendak-Nya. Andai saja Alloh SWT membinasakan mereka semua, maka hal itu tidak akan mengurangi kemuliaan, kekuasaan, kerajaan, rububiyyah dan uluhiyyah-Nya sedikitpun.
Diantara kesempurnaan kekayaan-Nya adalah bahwa tidak akan bermanfaat bagi Alloh SWT sedikitpun amal para hamba yang beribadah kepada-Nya, sebagaimana tidak akan membahayakan-Nya sedikitpun kemaksiatan hamba yang mendurhakai-Nya. Sekiranya penduduk bumi dari manusia pertama hingga terakhir seluruhnya beriman, maka hal itu tidaklah menambah kekuasaan dan kekayaan-Nya sedikitpun. Sebaliknya, seandainya mereka semua kufur, maka tidak pula hal itu mengurangi kekuasaan-Nya sedikitpun.
Alloh SWT menentukan syariah dan memberikan perintah bagi manusia bukanlah karena Dia butuh kepada hamba-Nya. Maha Suci Alloh SWT dari sifat membutuhkan. Bahkan sebaliknya, hamba-Nya-lah yang sangat membutuhkan bimbingan-Nya. Tanpa hidayah berupa syariah-Nya niscaya manusia akan tersesat, dan menjadi makhluk yang hina.
Alloh Maha Kuasa, Maha Kuat, Maha Terpuji, Maha Mulia, Maha Pemberi Karunia, dan hanya kepada-Nya segala sesuatu bergantung. Maha Suci Alloh dari segala bentuk kekurangan. Dia memiliki kesempurnaan dalam seluruh sifat-Nya.
Alloh SWT Maha Mengetahui segala kebaikan bagi manusia. Dimana, dalam bentuk apa, dan bagaimana cara mendapatkan kebaikan itu. Bahkan Dia pula yang memberikan kebaikan itu pada mereka. Alloh SWT menghendaki kebaikan bagi hamba-hamba-Nya. Karena itulah Ia memerintahkan mereka untuk beriman dan melakukan berbagai kebaikan yang pasti didalamnya ada kebaikan untuk mereka sendiri.
Demikian pula halnya, jika Alloh SWT melarang sesuatu bukanlah karena Dia bakhil terhadap hamba-hamba-Nya, tetapi karena pada sesuatu yang dilarang-Nya itu terdapat bahaya atau kemudhorotan bagi manusia, yang akan mencelakakan mereka di dunia dan di akhirat. Sekalipun demikian, walaupun seluruh manusia membangkang dan kufur kepada-Nya, hal itu tidaklah mengurangi kekuasaan-Nya sedikitpun.
وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ
“Barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya ia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa yang ingkar (kufur) maka sesungguhnya Robb-ku Maha Kaya lagi Maha Mulia”. (QS. an-Naml [27]: 40)
وَقَالَ مُوسَىٰ إِنْ تَكْفُرُوا أَنْتُمْ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا فَإِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ حَمِيدٌ
“Dan berkata Musa; Jika kalian dan seluruh yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Alloh) maka sesungguhnya Alloh Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (QS. Ibrohim [14]: 8)
Dalam sebuah hadits qudsi, Alloh SWT berfirman: “Wahai hamba-hamba-Ku, sekiranya orang-orang terdahulu dan terakhir diantara kalian, juga golongan manusia dan jin semuanya bertakwa seperti orang yang paling bertakwa diantara kalian, maka hal itu tidak menambah pada kekuasaan-Ku sedikitpun. Wahai hamba-hamba-Ku, sekiranya orang-orang terdahulu dan terakhir dari kalian, juga golongan manusia dan jin semuanya berbuat jahat seperti orang yang paling jahat diantara kalian, maka hal itu tidak mengurangi kekuasaan-ku sedikitpun”.
Alloh SWT juga berfirman: “Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian tidak akan dapat memberi manfaat kepada-Ku, dan kalian tidak akan dapat menimpakan mudhorot (bahaya) kepada-Ku”. (HR. Muslim).
Diantara kesempurnaan kekayaan-Nya pula bahwa Alloh SWT menyeru hamba-hamba-Nya untuk memohon, meminta segala kebutuhan kepada-Nya di setiap waktu. Dan Dia berjanji kepada mereka dengan diperkenankan-Nya sebesar apapun permintaan tersebut.
Alloh SWT juga memerintahkan mereka untuk beribadah kepada-Nya, dan menjanjikan kepada mereka dengan diterimanya amalan mereka dan dibalas dengan pahala berlipat ganda. Sungguh, Alloh SWT Maha Luas karunia-Nya, dan banyak pemberian-Nya. Dia telah memberi dan terus memberi apa saja yang mereka minta, dan mengabulkan apa saja yang mereka inginkan.
Dalam riwayat hadits qudsi tersebut diatas, Alloh SWT berfirman: “Wahai hamba-hamba-Ku, seandainya orang-orang terdahulu dan terakhir diantara kalian, juga golongan manusia dan jin semuanya berada pada suatu tempat, lalu mereka semua memohon kepada-Ku, kemudian Aku penuhi permintaan setiap mereka, hal itu tidaklah mengurangi apa yang Aku miliki kecuali seperti berkurangnya air lantaran sebatang jarum yang dicelupkan kedalam lautan”. (HR. Muslim)
Adapun manfaat dan buah dari mengimani nama Alloh SWT al-Ghoniy, diantaranya:
- Mentauhidkan Alloh SWT, dimana tidak ada sekutu dan tandingan bagi-Nya.
Alloh SWT Maha Suci dari segala bentuk sekutu dan tandingan, baik dalam menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan, mematikan, memberi manfaat maupun mudhorot, dan dalam mengatur alam semesta beserta seluruh isinya. Demikian pula, Alloh SWT Dia-lah saja yang berhak untuk diibadahi oleh seluruh makhluk-Nya. Alloh SWT tidak membutuhkan sekutu dan perantara dalam ibadah hamba-Nya. Dia-lah Yang Maha Kaya secara mutlak.
- Menumbuhkan rasa fakir (sangat membutuhkan) kepada Alloh SWT.
Kefakiran adalah sifat yang melekat pada seluruh makhluk, termasuk manusia, dalam setiap keadaan. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas izin Alloh SWT. Kita tidak dapat melepaskan kebutuhan kepada-Nya walaupun sekejap. Dia-lah Yang Maha Kaya dan memiliki kekayaan secara mutlak. Dia tidaklah membutuhkan hamba-Nya, sebaliknya hamba-Nya-lah yang sangat butuh kepada-Nya.
Dengan mengenal dan mengetahui Alloh SWT dengan sifat-sifat-Nya yang begitu agung, kekuasaan-Nya yang sempurna, dan kekayaan-Nya yang mutlak, niscaya seorang hamba akan mengetahui dan menyadari hakikat dirinya sebagai seorang hamba yang sangat lemah dan sangat fakir, yang bergantung kepada Alloh SWT dalam setiap keadaan.
Dengan demikian, seorang mukmin akan mewujudkan penghambaan kepada Alloh SWT dengan benar, dengan penuh ketundukan, ketaatan, dan kecintaan kepada-Nya, yang akan mengantarkannya meraih kebahagiaan sejati, di dunia kini dan di akhirat nanti.